JaTeng – Dalam debat Pemilihan Presiden 2024 yang berlangsung pada hari Minggu, 4 Februari 2024, Prabowo Subianto mengungkapkan strategi kepemimpinan yang menuai perhatian.
Salah satu poin utama yang menjadi sorotan adalah janji Prabowo untuk memberikan 20 ribu beasiswa kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri.
Beasiswa ini disusun dengan rinci, di mana 10 ribu beasiswa akan diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin mengejar studi kedokteran, sementara 10 ribu lainnya akan dialokasikan untuk studi di bidang Science & Technology, Engineering, dan Matematika (STEM).
Hal ini menandai langkah konkret strategi kepemimpinan Prabowo dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten di masa depan.
Indonesia saat ini telah memiliki program beasiswa LPDP, meskipun program tersebut tidak memfokuskan pada bidang studi tertentu.
Langkah Prabowo untuk mengarahkan beasiswa ke bidang-bidang spesifik ini dapat dianggap sebagai upaya mendalam untuk menghadirkan pemimpin masa depan yang memiliki keahlian khusus dalam sektor-sektor kunci.
Namun, yang menarik perhatian lebih lanjut adalah perbandingan strategi Prabowo dengan tokoh sejarah Tiongkok, Deng Xiaoping.
Dalam konteks strategi pendidikan, Prabowo disebut memiliki kesamaan dengan Deng Xiaoping, tokoh reformis Tiongkok yang memainkan peran kunci dalam membawa Tiongkok menuju puncak ekonomi dunia.
Pada tahun 1978, Deng Xiaoping mengirim ribuan mahasiswa Tiongkok ke luar negeri untuk menimba ilmu.
Setiap tahun, sekitar 3 ribu mahasiswa dikirim untuk belajar, dengan fokus khusus pada bidang ilmu pengetahuan tingkat lanjut.