Berita  

Waspada Es Teh Tinggi Gula Beredar!, Begini Menurut Ahli Gizi

Waspada Es Teh Tinggi Gula Beredar!, Begini Menurut Ahli Gizi
Waspada Es Teh Tinggi Gula Beredar!, Begini Menurut Ahli Gizi ( tangkapan layar youtube / liputan6)

JaTeng – Es teh manis minuman yang selalu ada dalam setiap keadaan. Selain murah dan gampang dicari minuman es teh memang juara untuk menyegarkan tenggorokan dikala musim panas.

Meskipun harganya murah namun konsumen harus waspada dengan es teh yang murahan, karena badan bisa kena imbasnya jika diracik oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“meskipun harganya murah, tapi jangan cari yang murahan ya, apalagi jika diracik oleh oknum yang tidak bertanggungjawab” ujar pembawa berita di kanal youtube liputan6 sebagaimana dikutip Gancaran.Com pada 4 Januari 2024.

Baca Juga: Balon Gas Meledak Saat Perayaan Hari Guru di Bekasi, 10 Guru Terluka

Walaupun harga esteh yang beredar di lapangan dipatok dengan harga murah dari harga 2.500 hingga 3ribu rupiah, konsumen diharapkan tetap waspada dan jangan asal minum esteh sembarangan.

karena ada segelintir oknum yang tidak bertanggungjawab, menggunakan bahan-bahan yang kurang layak dan digunakan untuk membuat esteh tersebut.

Oknum biasanya hanya mematok harga 2ribu rupiah per gelasnya, tentu ini harga yang sangat murah dan tidak wajar. Selain itu, si oknum memilih untuk meracik sendiri agar tidak mengeluarkan modal banyak.

Baca Juga:  Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka Menutup Debat Capres ke-5 dengan Pidato Penuh Apresiasi

Baca Juga: Megawati di Rakornas Ganjar-Mahfud: Singgung Kekuasaan

Setelah dicoba dan dirasakan, rasanya sedikit pahit dan tenggorokan berasa tidak enak setelah meminum esteh murah yang dijual dengan harga 2ribu oleh seorang oknum pedagang.

“rasa manisnya terlalu kental, berasa pahit sedikit dan menempel di lidah hingga tenggorokan berasa tidak nyaman” ujar tim buzzer investigasi setelah membeli dan mencoba esteh dengan harga 2ribuan tersebut.

Ada dua oknum yang telah diinvestigasi oleh tim buzzer, dan keduanya memiliki kemiripan yang sama ketika meracik es teh sebelum menjualkannya ke konsumen.

Baca Juga: Tak Beri Akses Khusus, Firli Akan Diperlakukan Layaknya Tamu KPK

Awalnya, kedua oknum memasak teh seperti biasa dan tidak terlihat menjanggal dan tidak aneh, namun setelah teh berhasil dimasak kejanggalan pun terlihat.

Baca Juga:  Besaran Gaji dan Jadwal Pencairan KPPS Pemilu 2024: Perlu Diketahui

Untuk menambah volume air teh, kedua oknum tersebut sama-sama tidak menggunakan air matang yang direbus, melainkan menambahkan air mentah langsung dari kran dan yang satunya lagi dari ember.

Tak hanya itu, setelah menambahkan volume air, untuk menjaga rasa manis pada teh, kedua oknum itu menambahkan 2 bungkus gula biang yang seharusnya digunakan secara wajar dan tidak sembarangan.

Baca Juga: Mengungkap Arti “Pick Me” dalam Bahasa Kekinian, Ternyata Ini

Pada saat penggunaan, pemanis buatan ini seharusnya hanya digunakan 0,5 gram saja per kilogram bahan agar tidak terkonsumsi berlebihan yang berakibat fatal pada konsumen.

Penggunaan pemanis buatan secara berlebihan sering digunakan oleh oknum penjual esteh tadi, dikarenakan harganya murah dibandingkan gula alami, dan juga tingkat kemanisannya lebih tinggi.

Namun dibalik itu, Apabila digunakan dalam jumlah yang berlebih dan digunakan dalam jangka Panjang maka akan berdampak buruk bagi Kesehatan, diantaranya diabetes melitus, obesitas, dan penyakit lainnya.

Baca Juga: “Bestie” Jadi Bahasa Gaul Yang Populer, Apa Arti Sebenarnya?

Baca Juga:  Oknum Guru Di Palembang Permalukan Murid Jika Ada Yang Tidak Berinfak

“Penggunaan pemanis buatan ini telah diatur oleh BPOM, Dimana penggunaannya sekitar 0,5 gram per kilogram bahan, jika digunakan dalam jumlah yang berlebih dan dalam jangka Panjang akan berakibat buruk bagi Kesehatan” ungkap Evi Tresnowati seorang ahli gizi Ketika diwawancara.

“Bila dilihat dari harganya, pemanis buatan ini relative murah bila dibandingkan dengan gula alami, karena memiliki Tingkat kemanisan 180 – 200 kali lebih manis bila dibandingkan dengan gula alami” ujar ahli gizi tersebut.

“Apabila digunakan dalam jumlah yang berlebih dan digunakan dalam jangka Panjang maka akan berdampak buruk bagi Kesehatan, diantaranya diabetes melitus, obesitas, dan jika sudah terjadi kejadian obesitas, akan berujung pada penyakit yang lebih berat lagi seperti jantung coroner” tambahnya.

Baca Juga: Kalimat Imperatif: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya

Semua zat-zat tersebut akan mempengaruhi system metabolism didalam tubuh kita yang bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal atau pada hati.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *